Di
saat jingga menyemai damai
dalam
heningnya suasana
Menyemburkan
biru ataupun merah keunguan
di
tambah semilir angin dari setiap sudut ruangan ini
Meninggalkan
dedaunan berjatuhan terurai sederhana
Tiada
yang tau saat gedung semegah itu diam
tak bersua dengan sekitarnya
Penghuninya
lenyap memburu waktu dan kehidupan di pijakan tanah yang lain
Mereka
sudah lelah menuai aktivitas hari ini
dan
yang tersisa hanyalah secuil kenangan
Bersama
seuntai senyum yang mengembang
di
balik mata yang sayu dan kesahajaan jiwa
Aku
mengingat itu dalam diamnya menjelang petang hari ini
Taukah
aku hanya pandai merangkai kata-kata dalam bait detakan jantungku
Bercerita
tak mengikuti alur
Riang
kegirangan sendiri tiada yang tahu
dan
dalam sebuah pena serta secarik kertas putih
Ku
nodai dengan tinta hitam berlari mengeja kata –kata
ataupun
diatas mesin ketik berabjad abcd
Jemariku
menari mengejar setiap kenangan hari ini
Cerita
dalam diamku
Menumbuhkan
perasaan dalam bunga edelweis
yang
susah dijangkau orang
Tak
seperti menanam perasaan dalam bunga mawar
yang mudah layu lalu gugur dalam keadaan
Aku
adalah diriku yang bebas memilihmu
untuk
menjadi setiap nada di memoriku
Hal
terindah yang tak pernah di usik orang
Lalu
berkembang penuh mengisi relung hati
Menutupi
separuh ruang gelap yang telah di isi oleh dirinya
Hidup
memang indah seandainya tanpa sandiwara
Capek
memamang menggumam dalam hati dan mengumpat erat
Sejatinya
aku tak pernah menyukainya
tapi
engkau terlanjur hadir menyentuh hidupku
dan
tahukah kau matahari tak dapat menyaingi malam
Aku
merindukanmu kini dalam dekapan hangat hayalan semuku
Ku
harap kau pun sama bersua dalam dunia yang berbeda
Ku
harap memang begitu.